4.1 PENGERTIAN CINTA KASIH
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang
(kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata
kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas
kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih,
cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih
merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.
Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah
sebagai berikut:
o Cinta bersifat manusiawi
o
Cinta
bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
o Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan
nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu:
o Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu
kepada anaknya.
o
Tanggung
jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
o
Perhatian,
merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang
lain, agar mau membuka dirinya.
o Pengenalan, merupakan keinginan untuk
mengetahui rahasia manusia.
Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi
keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang
amat kuat, kecemburuannya besaar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai
dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau
keintiman. misalnya cinta sahabat karib atau saudara kandung yang penuh dengan
keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan
masih lebih setia kepada hal-hal lain pada partnernya.
Cinta juga dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat
menggejolak, tetapi unsur keintiman dan keterikatannya yang kurang. Cinta
seperti itu dinamakan cinta yang pincang, karena garis-garis unsur
cintanya tidak membuat segitiga sama sisi, seperti nyata pada gambar berikut
:
Lebih berat lagi bila
salah satu unsur cinta itu tidak ada, sehingga tidak terbentuk segitiga yang
demikian itu tidak sempurna, dan dapat disebut bukan cinta.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga
Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3
unsur, yaitu:
1.
Keterikatan,
adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya
untuk dia.
2.
Keintiman,
yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa
tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama
panggilan.
3.
Kemesraan,
yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak
bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan
sebagainya.
4.2 CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama, tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan. Di satu pihak ada yang mengatakan, cinta di dengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain ada juga yang mengatakan dalam praktik kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan.
Cinta
menampakkan di dalam kehidupan manusia dalam berbagai bentuk, kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang seseorang mencintai orang
lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya allah dan rasulnya, berbagai bentuk
cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur'an
Ø Cinta
diri
Cinta
diri erat dikaitkan dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup, mengembangkan potensi dirinya dan mengaktualisasikan diri. Jadi di dalam
diri manusia mencintai sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya,
sebaliknya di dalam diri manusia membenci segala sesuatu yang menghalanginya
untuk hidup, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur'an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, cenderung untuk
menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya dan
menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya. Melalui
ucapan nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib,
tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan
dirinya dari segala keburukan.
“… Dan sekiranya kau mengetahui hal yang gaib, tentulah
aku akan memperbanyak kebaikan bagi diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa
kemudaratan …”(Q.S 7:188).
Demikian pula :
“Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan,
tetapi jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus
harapan” (Q.S 41:49).
Manusia
cinta pada dirinya agar terus menerus ikaruniai kebaikan, tetapi apabila
ditimpa bencana, ia menjadi putus harapan.
Ø Cinta
kepada sesama manusia
Allah memerintahkan manusia
agar saling mencintai diantara sesamanya.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara,
karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat”(Q.S 49:10).
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh rasa sayang, keserasian, keharmonisan dengan
manusia lainnya, tidak boleh egoisme harus menyeimbangi cinta kepada dirinya
dengan cinta kepada orang lain. Al-Qur'an juga menyuru kepada orang-orang yang
beriman agar saling mencintai kepada orang lain, seperti cinta kepada dirinya.
“Dan siapa yang dipeihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Q.S
59:9).
Cinta diri diantara sesama
manusia menurut ajaran agama Islam ditandai dengan sikap yang lebih
mengutamakan (mencintai) orang lain daripada dirinya sendiri.
Ø Cinta
seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Hal ini dituliskan dalam al-qur’an :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah
Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jeismu sendiri supaya kamu cenderung
dan merasa tentram kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu
yang berfikir” (Q.S 30:21).
Dalam ayat lain:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan pada apa-aa yang dingin, yaitu wanita-wanita” (Q.S
3:14).
Cinta
erat di kaitkan dengan dorongan seksual, sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri.
Ia pun merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Tetapi di
dalam islam. Cinta seksual ini yang sudah mempunyai status pernikahan yang sah.
Ø Cinta
kebapakan
Cinta
kebapakan dalam Al-Qur'an di isyaratan dalam kisah nabi Nuh as. betapa cintanya
ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,
kasih sayang, dan belas kasihan untuk nai ke perahu agar tidak tenggelam di
telan ombak.
“Ya Tuhan, sesungguhnya anakku termasuk keuargaku, dan
sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah hakim yang
seadil-adilnya” (Q.S 11:45).
Ø Cinta
kepada Allah
Puncak
cinta manusia, yang paling bening, jernih, dan spiritual ialah cinta kepada
allah dan kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya dalam sholat, pujian, dan doanya
saja tetapi juga dalam semua dan tingkah lakunya. Semua itu di tujukan hanya
kepada allah untuk mengharapkan ridho-Nya.
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah kau, nsicaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha
pengampun lagi maha penyayang” (Q.S 3:31).
Cinta
seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada segala sesuatu yang ada
didalam kehidupan ini, melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anak-anaknya,
isteri-isterimnya, kedua orang tuanya, keluarganya, dan hartanya.
“Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khwatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya dan
(dai) berijtihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik.” (Q.S 9:24)
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan merupakan pendorong dan
mengarahkannya kepada penundukan semu bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada
Allah akan membut seseorang menjadi mencintai sesame manusia, hewan, semua
makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
Ø Cinta
kepada Rasul
Cinta kepada rasul, di utus oleh allah sebagai rahmat
bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada
allah. Karena Rasul Muhammad bagi kaum muslimin
merupakan contoh ideal yang sempurna bagi manusia, baik dalam tingkah laku,
maupun berbagai sifat luhur lainnya.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung.” (Q.S 68:4)
Cinta
kepada Rasul ialah karena beliau merupakan suri tauladan, mengajaran al-qur’an
dan bijaksana. Muhammad telah menanggung derita dan berjuang dengan penuh
tantangan sampai tegaknya agama Islam.
Ø Cinta Kepada Ibu-Bapak
Cinta
kepada ibu-bapak dalam agama Islam sangat mendasar, menetukan ridha tidaknya
Tuhan kepada manusia.
Sabda nabi Muhammad Saw :
“Keridhaan allah bergantung kepada keridhaan
kedua orang tua dan kemurkaan Allah bergantung kepada kemurkaan kedua orang tua
pula.” (H.R At-Turmudzy).
Khusus
mengenai cinta kepada kedua orang tua ini, Tuhan memperingatan dengan keras
melalui ajaran akhlak mulia dan langsung dengan tatakramanya.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbut baik kepada ibu-bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemelihraanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka,
dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Rendahkanla dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : wahai Tuhanku,
kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.” (Q.S 17:23-24).
Seluruh uraian tentang konsep cinta menurut ajaran Islam memberikan
kejelasan kepada kita bahwa makna cinta menurut ajaran agama berbeda dengan
makna cinta menurut kajian filsafat. Konsep cinta menurut konsep agama sifatnya
lebih realistis dan operatif, sedangkan dalam konsep filsafat gambarannya
bersifat abstrak. Dalam agama, cinta adalah suatu dinamisme aktif yang berakar
dalam kesanggupan kita untuk member cinta dan menghedaki perkembangan dan
kebahagiaan orang yang dicintai. Apabila ada orang yang egois tak dapat
mencintai orang lain, sesungguhnya ia sendiri tidak dapat mencintai dirinya
sendiri.
4.3 KASIH SAYANG
Kasih sayang adalah
satu istilah yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi ia tidak akan
muncul dan berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak yang memberikannya.
Sebelum kita memberi kasih sayang kepada orang lain, sayangilah diri anda
sendiri terlebih dahulu dengan mencerminkan akhlak dan moral yang baik.
Kasih sayang ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka masing-masing pihak sehingga antar keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih sayang ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka masing-masing pihak sehingga antar keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Erich
Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang
adanya macam macam cinta, yaitu:
· Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam
tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas –
batas manusia berdasarkan SARA.
· Cinta Keibuan, kasih sayang yang
bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
· Cinta Erotis, kasih sayang yang
bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus
sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan
hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak
mungkin timbul rasa kasih sayang.
· Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri
sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa
seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
·
Cinta Terhadap Allah
Macam-macam
cinta kasih dari orang tua :
1. Orang tua bersifat aktif,
si anak bersifat pasif.
2. Orang tua bersifat pasif,
si anak bersifat aktif.
3. Orang tua bersifat pasif,
si anak bersifat pasif.
4. Orang tua bersifat aktif,
si anak bersifat aktif.
Contoh-contoh tentang kasih sayang :
1. Cinta
kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka
selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna di kemudian
hari.
2. Cinta
kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang
gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntaian
mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
3. Cinta
kasih antara manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang
sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta
kasih terhadap kawannya yang sakit itu.
4. Cinta
kasih antara manusia dan Tuhan. Apabila seorang taat beribadah, menurut
perintah tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih
kepada tuhan penciptanya.
5. Cinta
kasih manusia terhadap lingkungan. Apabila seseorang menciptakan taman yang
indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya,
menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena
atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan
hidupnya.
4.4
KEMESRAAN
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti
hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat
dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
·
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi
dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki
kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
·
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara
pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan,
kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin
berkurang.
·
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi
manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan
jalan – jalan dan sebagainya.
Berikut sebuah puisi yang
berjudul “KEMESRAAN”
Janganlah kau berlalu.
Tinggalkan aku sepi sendiri.
Biarkan aku dama bersamanya.
Merasakan cinta sesungguhnya.
Kemesraan ...
Datanglah malam ini.
Kembali melepas rindu.
Satukan asaku asanya.
Bercerita tentang cinta.
Kemesraan ...
kutulis puisi ini.
Kupersembahkan padamu.
Walau tak indah syair puisiku.
Inilah gubahan hatiku mengingatkan padamu.
Jangan lupakan aku.
Akankah tercipta kembali.
Kemesraan kita ...
Kebersamaan kita ...
Hari seindah dulu ...
Tiada nama seharum namamu kau adalah tahta hatiku.
Janganlah kau berlalu.
Tinggalkan aku sepi sendiri.
Biarkan aku dama bersamanya.
Merasakan cinta sesungguhnya.
Kemesraan ...
Datanglah malam ini.
Kembali melepas rindu.
Satukan asaku asanya.
Bercerita tentang cinta.
Kemesraan ...
kutulis puisi ini.
Kupersembahkan padamu.
Walau tak indah syair puisiku.
Inilah gubahan hatiku mengingatkan padamu.
Jangan lupakan aku.
Akankah tercipta kembali.
Kemesraan kita ...
Kebersamaan kita ...
Hari seindah dulu ...
Tiada nama seharum namamu kau adalah tahta hatiku.
4.5
PEMUJAAN
Pemujaan
berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa
– dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada
orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah
perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna
dari kehidupan yang sebenarnya.Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat
berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan
situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan.
Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri
dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
4.6. BELAS KASIHAN
Pengertian belas kasih :
Belas kasih (composian) adalah kebajikan satu di mana kapasitas
emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai
bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar
dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan
kepribadian .
Cara-cara
menumpahkan belas kasih :
Berbagai macam cara orang
memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi, seperti :
1. Ada yang memberikan uang.
2. Ada yang memberikan
barang.
3. ada yang memberikan
pakaian, makakanan dll.
4.7.
CINTA KASIH EROTIS
Pengertian cinta kasih
erotis :
Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan sempurna akan
penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan berteman dengan
lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan suatu naluri
seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual.
Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta kasih maka hanya
akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan sementara saja
Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan
jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang
ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman
hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
sumber:
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar
Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji Penerbit Gunadarma
http://desilaila.multiply.com/journal/item/18/BAB_4_IBD_MANUSIA_DAN_CINTA_KASIH