Ethical Egoism
Teori Ethical Egoism, Teori ini hanya melihat diri
pelaku sendiri, yang mengajarkan bahwa benar atau salah dari suatu perbuatan
yang dilakukan seseorang, diukur dari apakah hal tersebut mempunyai dampak yang
baik atau buruk terhadap orang itu sendiri. Apa dampak perbuatan tersebut bagi
orang lain, tidak relevan, kecuali jika akibat terhadap orang lain tersebut
akan mengubah dampak terhadap pelaku yang bersangkutan.
Contoh Kasus
Ethical Egoism
PERKEMBANGAN MODUS OPERANDI PERJUDIAN TOTO GELAP
(TOGEL) SEBAGAI TREND PERKEMBANGAN KEJAHATAN DI MASYARAKAT
Fakta-fakta bahwa peredaran perjudian toto gelap di
kalangan masyarakat sudah ada sejak dulu, kala itu perjudian toto gelap masih
berkedok kupon undian sumbangan sosial berhadiah. Para pelaku penjual kupon
toto gelap menjual kupon dengan cara mendatangi langsung pembeli angka-angka
tafsir mimpi baik di rumahnya maupun ditempat-tempat berkumpul lainnya. Bila
ada pembeli angka yang membeli kupon angka kemudian dicatat dalam buku rekapan.
Bila angka-angka sudah terkumpul kemudian direkap selanjutnya disetorkan kepada
bosnya (atasan pengecer disebut pengepul). Cara yang digunakan (modus operandi)
masih sangat sederhana atau konvensional. Kala itu pelaku penjual toto gelap
pada umumnya dilakukan oleh seorang laki-laki yang tidak memiliki pekerjaan
tetap.
Seiring dengan perkembangan jaman dan peradaban
manusia, saat ini dunia serba modern dan canggih. Perjudian toto gelap pun
modusnya mengikuti perkembangan jaman. Saat ini modus operandi perjudian toto
gelap yang digelar adalah menggunakan sarana yang lebih canggih yaitu
menggunakan sarana handphone. Angka-angka dipesan oleh pembeli melalui pesan
singkat (SMS) kepada penjual. Para pembeli dan penjual tidak bertemu langsung
saat transaksi. Pembayarannya dapat dilakukan waktu berikutnya sesuai
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pelakunya tidak hanya laki-laki saja
tetapi kaum perempuan pun saat ini ikut menjalankan aktivitas tersebut. Mereka
(para pelaku penjual togel) tahu bahwa perbuatannya itu merupakan pelanggaran
hukum. Tetapi karena aktivitas menjual togel tersebut dapat mendatangkan untung
yang besar dan cepat, para pelaku tidak peduli dengan ancaman hukum yang ada.
Bahkan ada yang pernah keluar masuk penjara dalam kasus yang sama mengulangi
perbuatan yang sama. Tetapi pelaku tidak
jera dengan perbuatannya. Hal ini disebabkan oleh faktor pendorong yang
menyebabkan pelaku mengulangi perbuatannya. Hasil pemeriksaan dalam BAP pelaku
bahwa keuntungan yang pelaku peroleh dari menjual togel untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Bila dilihat dari perbandingan fakta tersebut diatas
menurut pandangan penulis bahwa “modus operandi perjudian togel mengalami trend
perkembangan kejahatan di masyarakat”. Bila dikaji dengan pendekatan teori
Starin dari Robert K. Merton, yang dikutif oleh Topo Santoso dan Eva Achjani
Zulfa yang intinya bahwa pada dasarnya masyarakat penggemar perjudian togel
terutama pelaku penjual adalah masyarakat yang patuh hukum. Mereka tidak mau
melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum. Mereka tahu jika mereka
melakukan pelanggaran hukum, maka mereka akan terkena sanksi hukum itu sendiri.
Namun karena kondisi yang mendesak akibat kebutuhan hidup sehari-hari yang
harus dipenuhi, sementara kesempatan untuk berusaha yang legal tidak ada
peluang/kesempatan atau tidak memungkinkan sehingga mereka terpaksa melakukan
perbuatan yang menyimpang. Dalam kasus ini, kondisi masyarakat berada dalam
posisi yang tidak stabil dimana tidak ada keseimbangan antara tujuan dengan
sarana yang ada. Dalam artian bahwa masyarakat menginginkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yaitu pekerjaan yang dapat menjamin
kelangsungan hidupnya secara berkesinambungan, tetapi lapangan pekerjaan itu
tidak mencukupi untuk semua masyarakat yang ada sehingga terjadilah
penyimpangan yang terpaksa. Keadaanlah yang memaksa masyarakat melakukan
penyimpangan tersebut.
Dalam hukum bisnis perbuatan yang dilakukan oleh
pelaku penjual togel dapat diasumsikan sebagai Ethical Egoism, perbuatannya
hanya melihat diri pelaku sendiri, yang mengajarkan bahwa benar atau salah dari
suatu perbuatan yang dilakukan seseorang, diukur dari apakah hal tersebut
mempunyai dampak yang baik atau buruk terhadap orang itu sendiri. Apa dampak
perbuatan tersebut bagi orang lain, tidak relevan, kecuali jika akibat terhadap
orang lain tersebut akan mengubah dampak terhadap pelaku yang bersangkutan.
Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh pelaku penjual togel tersebut menimbulkan
dampak hukum terhadap dirinya sendiri.
Relativisme
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat
relatif, jawaban dari etika itu tergantung dari situasinya. Dasar pemikiran teori
ini adalah bahwa tidak ada kriteria universal untuk menentukan perbuatan etis.
Setiap individu mempunyai kriteria sendiri-sendiri dan berbeda setiap budaya
dan negara.
Relativisme dalam sudut pandang Islam Ajaran
Al-Quran penuh dengan kaitan antara keimanan dan moralitas. Islam mengembangkan
ilmu-ilmu astronomi, kimia dan matematika.
Contoh Kasus
Relativisme
Sebuah pengusaha muslim yang merintis usaha dalam
bidang jasa EO umroh dan haji ke tanah suci, pengusaha tersebut mendirikan
usaha tersebut atas dasar usaha mandiri, karena merasa bahwa usaha bisnis yang
ia rintis adalah hasil jerih payahnya sendiri, kemudian ia lupa kalau bisnis
yang ia geluti adalah sebagian dari ibadah yang tujuannya tak lain adalah untuk
mengharap ridho Nya dan ia pun merasa bahwa tak ada campur tangan Nya dalam
usaha bisnisnya tersebut.
Usaha bisnis pengusaha tersebut berkembang pesat,
dan omsetnya pun terus meningkat, akan tetapi hal itu bertolak belakang dengan
pelayanan yang ia berikan. Merasa usahanya sudah banyak pelanggan, ia mulai
mengabaikan kepuasan pelanggan jasa usahanya. Biaya naik tinggi akan tetapi
pengusaha tersebut justru memilih pesawat yang murah tanpa memperhatikan
kelayakan dan fasilitas yang ada, penyediaan hotel yang murah serta jaraknya
tempuh yang jauh dari pusat kegiatan, catering makan yang sering terlambat,
pelayanan kesehatan kurang diperhatikan, keterlambatan pemberangkatan, dan
berbagai masalah muncul secara bergantian dan terus menerus.
Masalah yang sangat cepat muncul ternyata ditanggapi
biasa oleh managemen pengusaha muslim tersebut, ketika salah satu rekan
pengusaha muslim yang sedang mencoba merintis usaha yang sama kemudian
mengetahui dan memberikan masukan masukan serta saran kepada pengusaha tersebut
kemudian justru ditanggapi dingin dan menganggap rekan bisnisnya tersebut iri
dengan kemajuan usahanya tersebut, tak jarang ia justru memaki dan mencoba
merebut langganan rekannya tersebut dengan cara cara yang kurang etis.
Selang beberapa lama akhirnya rekan rekan bisnisnya
pun gerah dengan kelakuan pengusaha muslim tersebut, akhirnya mereka sepakat untuk
membuka kedok pengusaha tersebut dan akhirnya usaha yang berkembang pesat tadi
kehilangan banyak pelanggannya dan sedikit demi sedikit pengusaha tersebut
mengalami kebangkrutan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar