1.
Kepribadian
Kepribadian memiliki pengertian yang
luas, kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif, sifat-sifat
yang menarik ataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriah, ettapi juga
meliputi dinamika individu tersebut. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis
dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan
ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan
bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi Dalam batasan kepribadian
yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1) Dinamis,
berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga
dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut
tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2) Organisasi
system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu
keseluruhan yang bulat.
3) Psikofisis,
ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis
tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4) Unik,
berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang
sama.
Kepribadian memiliki banyak segi
dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin
saja konsep diri actual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya)
berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan
konsep diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang
dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur
dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian
dan konsep diri pembeli.
Dimensi
kepribadian :
1) Ekstraversi
suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak
bicara dan tegas.
2) Sifat
menyenangkan
suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan
mempercayai.
3) Sifat
mendengarkan kata hati
suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat
diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4) Kemantapan
emosional
suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin
(positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5) Keterbukaan
terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan
seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
2.
Nilai-nilai
individu
Dilihat
dari kepribadian, perilaku konsumen mempunyai nilai-nilai individu sebagai berikut:
Id itu untuk mengusahakan segera
tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau
ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik
dari dalam maupun dari luar.Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang
asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure
principle).Bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai
penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari
usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
Ego adalah Hubungan timbal balik
antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu system rohaniah
baru.Berlainan dengan id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego dikuasai
oleh prinsip kenyataan (reality principle). Bertujuan untuk menangguhkan
peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan telah diketemukan atau
dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan berarti bahwa ego harus dapat menahan
ketegangan sampai ketegangan itu dapat diredakan dengan suatu bentuk kelakuan
yang wajar.
Superego adalah suatu cabang moril
atau cabang keadilan dari kepribadian.Superego lebih mewakili alam ideal
daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati
nuran. Nilai sebagai sesuatu yang lebih diinginkan harus dibedakan dengan yang
hanya ‘diinginkan’, di mana ‘lebih diinginkan’ mempengaruhi seleksi berbagai
modus tingkah laku yang mungkin dilakukan individu atau mempengaruhi pemilihan
tujuan akhir tingkah laku (Kluckhohn dalam Rokeach, 1973). ‘Lebih diinginkan’
ini memiliki pengaruh lebih besar dalam mengarahkan tingkah laku, dan dengan
demikian maka nilai menjadi tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.
Sebagaimana terbentuknya, nilai
juga mempunyai karakteristik tertentu untuk berubah. Karena nilai diperoleh
dengan cara terpisah, yaitu dihasilkan oleh pengalaman budaya, masyarakat dan
pribadi yang tertuang dalam struktur psikologis individu (Danandjaja, 1985),
maka nilai menjadi tahan lama dan stabil (Rokeach, 1973). Jadi nilai memiliki
kecenderungan untuk menetap, walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal
tertentu. Salah satunya adalah bila terjadi perubahan sistem nilai budaya di
mana individu tersebut menetap (Danandjaja, 1985).
3.
Konsep
gaya hidup dan pengukurannya
Gaya hidup adalah bagaimana
seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh
karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring
dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus
kehidupan.
Psikografi adalah variabel-variabel
yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi
dan gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah
sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi.
Teori sosio-psikologis melihat dari
variabel sosial yang merupakan determinan yang paling penting dalam pembentukan
kepribadian. Teori faktor ciri, yang mengemukakan bahwa kepribadian individu
terdiri dari atribut predisposisi yang pasti yang disebut ciri (trait).
Konsep gaya hidup konsumen sedikit
berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup,
bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka.
Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang
memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka
terhadap sesuatu.
Ada
3 Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup Konsumen :
1.
Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
2.
Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki
konsumen.
3.
Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana
semacam pertanyaan yang diajukan.
Contoh
nyata pada kehidupan sehari-hari :
Di
Amerika Serikat kelas sosial ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman
menjadi 7 kelas sosial masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah
Atas, kelas Menengah, kelas Pekerja, Bawah Atas, Bawah-bawah.
Sementara di Kota Jakarta, hasil
penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam Rencana Umum Pembangunan Sosial
Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat distratifikasikan dalam lima strata, yaitu
lapisan elite, lapisan menengah, lapisan peralihan, lapisan bawah, dan lapisan
terendah.
Dalam perilaku konsumen secara samar
orang membedakan pengertian kelas sosial dengan pengertian status sosial. Jika
kelas sosial mengacu kepada pendapatan atau daya beli, status sosial lebih
mengarah pada prinsip-prinsip konsumsi yang berkaitan dengan gaya hidup.
4.
Pengukuran
ganda perilaku individu
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen :
1.
sikap orang lain
2.
Faktor situasi tak terduga
Konsumen
mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang
diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Ada
5 tahap proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari
1.Pengenalan
Kebutuhan
Proses
pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian
mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan
antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.Pencarian
Informasi
Konsumen
yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi
tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada
dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.Pengevaluasian
Alternatif
Cara
konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada
konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis
4.Keputusan
Pembeli
Tahap
pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan
(niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek
yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan
pembelian dan keputusan pembelian.
5.Perilaku
Setelah Pembelian
Pekerjaan
pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk,
konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah
pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar